Tradisi coret-coret pakaian dikala lulus sekolah memang sudah lazim kita lihat tiap tahun. Tradisi coret-coretan ini merupakan luapan kegembiraan dari para siswa yang merasa telah berhasil lepas dari bangku sekolah. Tapi sekarang para siswa dan siswi perlu waspada karena akan ada sangsi bagi pelajar yang melakukan aksi coret-coretan ini. Bahkan sangsinya adalah penahanan ijazah dari siswa tersebut.
Kepala dinas pendidikan nasional sumatera selatan, Ade karyana, tak menampik kemungkinan tersebut. Ade menyadari pihaknya tidak bisa melarang para siswa merayakan kelulusan mereka dengan melakukan budaya corat-coret seragam. Tapi demi mendisiplinkan para siswa, pihaknya bisa saja menahan ijazah siswa yang akan melakukan aksi corat-coret seragam tersebut.
“kalau untuk mendisiplinkan, hal tersebut bisa saja terjadi. Tetapi, itu bukan keharusan dan pihaknya hanya mengimbau saja.” Kata Ade ketika ditanya apakah penahanan ijazah perlu dilakukan bagi siswa yang melakukan aksi corat-coret seragam sekolah.
Walau hanya sebagai himbauan tentunya hal ini seharusnya dapat menjadi pertimbangan bagi para pelajar. Seharusnya sebagai manusia yang berpendidikan para pelajar tidak seharusnya melakukan tindakan yang kurang bermanfaat. Padahal kalau tidak dicoret baju seragam sekolah tersebut tentu akan masih bermanfaat buat orang lain. Mengungkapkan rasa senang dan syukur dapat dilakukan dengan syukuran yang lebih damai dan bermanfaat bagi sesama.
Sumber: republika.co.id
0 komentar:
Posting Komentar