Jumat, 04 Mei 2012

Beberapa Permainan Tradisional Anak Indonesia


     Dizaman yang serba komputerisasi sekarang memang sudah jarang kita temukan anak-anak yang bermain permainan traditional. Dengan menjamurnya computer dan handphone, anak-anak zaman sekarang lebih tertarik dengan game online atau jaringan social. Paling-paling hanya diddaerah perkampungan sajalah baru kita dapat menemukan anak-anak permainan tradisional ini.

     Berikut ini adalah beberapa permainan tradisional yang sudah mulai jarang dimainkan

Permainan Benteng

      Adalah permainan yang dimainkan oleh dua grup, masing-masing terdiri dari 4 sampai dengan 8 orang. Masing-masing grup memilih satu tempat sebagai markas, biasanya sebuah tiang, batu atau pilar sebagai benteng. Tujuan utama permainan ini adalah untuk menyerang dan mengambil alih benteng lawan dengan menyentuh tiang atau pilar yang dipilih oleh lawan dan meneriakkan kata benteng.

Congklak (Dakon)
     Adalah suatu permainan yang dikenal dengan berbagai macam nama diseluruh Indonesia. Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak dan jika tidak ada kadangkala digunakan juga biji-bijian dari tumbuhan. Permainan congklak dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan mereka menggunakan papan congklak dan 98 (14x7) buah biji yang dinamakan buah congklak. Pada papan congklak terdapat 16 lubang yang terdiri atas 14 lubang kecil dan 2 lubang besar dikedua sisinya. Pada awal permainan setiap lubng kecil diisi dengan 7 biji. Dua orang pemain berhadapan. Salah seorang yang memulai dapat memilih lubang yang akan diambil dan diletakkan satu dilubang sebelah kanannya dan seterusnya. Bila biji habis dilubang kecilyang berisi biji lainnya, ia dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi, bila habis dilubang besar miliknya maka ia dapat melanjutkan dengan memilih lubang kecil disisinya. Bila habis dilubang dilubang kecil disisinya maka ia berhenti dan mengambil seluruh biji disisi yang berhadapan. Tetapi bila ia berhenti dilubang yang kosong disisi lawan maka ia berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa. Permainan selesai  bila sudah tidak ada biji yang dapat diambil.
Galah Asin
     Galah asin ditempat lain juga disebut Gobak sodor. Permainan ini terdiri dari dua grup dimana masing-masing grup terdiri dari 3-5 orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis kebaris terakhir secara bolak-balik, dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditetapkan.
Gasing
     Gasing adalah mainan yang bisa berputar pada poros dan berkesetimbangan pada suatu titik. Gasing merupakan mainan tertua yang ditemukan diberbagai situs arkeologi dan masih bisa dikenali. Selain merupakan mainan anak-anak dan orang dewasa, gasing juga digunakan untuk berjudi dan meramal nasib.
Layang-Layang
     Permainan laying-layang, juga dikenali dengan nama wau merupakan suatu aktifitas menerbangkan laying-layang di udara. Pada musim kemarau anak-anak selalu bermain laying-layang jarena anginnya kencang.
Petak Umpet
     Dimulai dengan Hompimpa untuk menentukan siapa yang menjadi kucing yang berperan sebagai pencari teman-temannya yang bersembunyi.  Si kucing nantinya akan menutup mata dan berhitung sampai 25, biasanya ia menghadap tembok, pohon atau apa saja untuk supaya dia tidak melihat teman-temannya yang sedang bersembunyi. Setelah hitungan selesai, mulailah sikucing beraksi untuk menemukan teman-temannya.
Balap Karung
     Balap karung adalah salah satu lomba tradisional yang popular pada hari kemerdekaan Indonesia. Sejumlah peserta diwajibkan memasukkan bagian bawah badannya kedalam karung kemudian berlomba sampai ke garis akhir.
Dor tap
     Dor tap merupakan permainan yang mirip dengan petak umpet namun dimainkan oleh 2 kelompok. Kelompok yang lebih dahulu berhasil menyebut nama lawan yang bersembunyi dapat diartikan bahwa lawan tersebut terkena tembakan. Permainan berakhir jika salah satu kelompok sudah habis tertembak.
     Nah itulah beberapa jenis permainan tradisional yang ada Diindonesia. Sudah sepatutnya permainan tradisional ini mulai kita kenalkan kembali kepada anak-anak, karena selain untuk melestarikan permainan tradisional juga anak-anak lebih sehat dalam bermain. Permainan tradisional akan membuat anak lebih banyak bergerak dan banyak berinteraksi yang akan membuat anak lebih sehat dan mudah bergaul.
Sumber: www.yooman.info

0 komentar:

Posting Komentar