Mungkin
jika anda sering menonton berita tentang bencana badai di eropa. Pasti anda akan sering mendengar nama badai yang identik dengan nama wanita.
Ternyata ada alasan khusus lho kenapa badai
ini digelari dengan nama wanita.
Yang pengen lebih tahu, dilanjut ya bacanya.
Sandy, nama cantik untuk sebuah badai besar
tengah menerjang Amerika Serikat. Bukan hanya ini Negara Adidaya itu menjuluki
hembusan angin dahsyat itu dengan nama-nama justru terdengar seperti perempuan.
Katrina, Emili, Irene, Ileana, Santa Ana, Rita, Wilma, dan sebagainya.
Menurut situs nhc.noaa.gov, nama badai cantik ini bakal berulang setiap enam tahun sekali. Itu artinya jika terjadi hantaman angin super keras di Amerika, warga negeri itu kembali dijumpai oleh Sandy, kini tengah melanda di sana.
Menurut situs nhc.noaa.gov, nama badai cantik ini bakal berulang setiap enam tahun sekali. Itu artinya jika terjadi hantaman angin super keras di Amerika, warga negeri itu kembali dijumpai oleh Sandy, kini tengah melanda di sana.
Benak pertanyaan muncul, mengapa badai di wilayah Pasifik banyak
dilabeli nama terdengar feminim? Dugaan awal menyebutkan lahirnya buku berjudul Storm dikarang oleh George R. Stewart, pada
1941. Novel dicetak Random House ini menceritakan banyak perempuan dengan karakter kuat. Ini membuat masyarakat awam ikut
menamai amukan angin keras sesuai karakter dalam cerita di buku itu.
Pendapat lain mengatakan, ahli cuaca Clement
Wragge pertama kali membuat peta cuaca dan mengkelompokkan badai dari tingkat
kekuatannya, jalur mereka berhembus, dan lain-lain. Wragge mencoba memberi
sebutan dari dewa dewi mitologi Yunani, namun terlalu aneh. Lintasan angin
keras itu dipanggilnya dengan nama tokoh politik, ini pun tidak enak di
telinga. Hingga badai itu akhirnya tak punya sebutan khusus.
Pecah Perang Dunia II, cara Wragge mengilhami
pasukan Angkatan Udara Amerika Serikat untuk menamai badai di Pasifik. Penamaan ini sangat penting agar angin dapat
diketahui arahnya demi kepentingan perang. Tidak ada standar khusus, konon
badai dinamai kerabat, ibu, istri, anak, bahkan pacar, untuk mengobati rindu
selama mereka bertugas di tengah medan adu senjata. Sebab itu jangan heran jika
badai terdengar sangat perempuan.
Dilansir dari history.com, pada
1960-an sejumpah pegiat perempuan keberatan dengan penamaan badai itu. Mereka
menuding sebutan angin keras untuk wanita identik dengan kehancuran hidup dan
masyarakat. Protes ini menjadi diskusi panjang selama hampir dua dekade.
Akhirnya sesuai kesepakatan Badan Cuaca Nasional Amerika, nama bencana itu ada
pula identik dengan lelaki, seperti Gaston dan Andrew, namun tetap saja nama
kaum hawa lebih dominan.
DAFTAR AGEN TOUR DAN TRAVEL TERMURAH SEINDONESIA KLIK DISINI
PENGEN LAPTOP ATAU GADGET MURAH KLIK DISINI
PENGEN COBA BISNIS PULSA GRATIS KLIK DISINI
AYO DAPAT UANG GRATIS KLIK DISINI
0 komentar:
Posting Komentar