Perkembangan
teknologi yang pesat memang banyak mengubah banyak hal. Termasuk juga dalam
bidang kesehatan. Anda mungkin tidak asing dengan kata Ultrasonografi (USG).
Pemeriksaan dengan teknologi ultrasonografi
(USG) sudah lama dipakai dalam dunia
kedokteran. Tetapi diperkirakan hanya dua persen dokter di Indonesia yang
dilengkapi dengan alat USG, terutama
dokter di daerah terpencil. Belakangan, dikembangkan alat ultrasonografi genggam berukuran mini untuk membantu dokter mendeteksi kelainan penyakit.
Perangkat ultrasonografi genggam yang dinamakan
Vscan 1.3 tersebut dikembangkan oleh GE Healthcare, unit usaha dari General
Electric Company. Dilengkapi dengan petunjuk penggunaan bahasa Indonesia, alat
ini memang didesain khusus untuk dokter di Nusantara.
"Alat ini
dimodifikasi khusus untuk kebutuhan Indonesia karenanya menggunakan perangkat
lunak berbahasa Indonesia," kata David Utama, CEO GE Healthcare ASEAN
dalam acara peluncuran Vscan di Jakarta (25/9/2012).
Menggunakan teknologi
gelombang suara, Vscan 1.3 merupakan alat untuk pemeriksaan organ dalam, baik
untuk bidang obstetri-ginekologi, abdominal atau pemeriksaan perut, serta organ
pencernaan (gastroenterologi).
Menurut Indra
W.Suwardi, direktur GE Healtcare Indonesia, alat ini menggunakan baterai
sehingga cocok untuk dipakai di daerah yang belum ada fasilitas listrik.
"Ukurannya juga mini, seberat 390 gram, atau setara dengan sekaleng soda
kecil sehingga bisa dimasukkan kantong," katanya dalam acara yang sama.
Kendati begitu,
menurut dr.Judi Januadi Endjun, Sp.OG, alat tersebut tidak bisa disamakan
kemampuannya dengan USG yang ada di
rumah sakit. "Alat ini hanya dipakai untuk darurat di daerah yang belum
terjangkau USG dan tidak dimaksudkan
untuk pemeriksaan rutin," kata dokter dari RSPAD Gatot Subroto itu.
Indra menambahkan
bahwa Vscan memang hanya untuk melihat cepat, diagnosa mendalam tetap harus
dilakukan di rumah sakit. Penggunaan alat ini juga direkomendasikan untuk para
dokter atau bidan di daerah dengan pengawasan dokter.
Menurut Judi yang
sudah mencoba alat tersebut selama dua minggu di RSPAD Gatot Subroto Jakarta,
Vscan bisa sangat membantu para dokter di daerah untuk mendeteksi penyakit atau
kelainan kehamilan.
"Dengan alat
tersebut bisa diketahui posisi bayi, letak plasenta, jumlah air ketuban,
taksiran usia bayi, dan juga melihat detakan jantung," kata Judi.
Judi menilai alat
tersebut masih memerlukan modifikasi sedikit sehingga bisa mengukur lingkar
kepala bayi dan mengukur detak jantungnya.
Vscan sendiri sudah
cukup lama dipasarkan di banyak negara. Sementara Vscan versi 1.3 hanya khusus
untuk Indonesia.
Menurut dr.Tb.Rachmat
Sentika, Sp.A, saat ini diperlukan 1.347 alat USG untuk dipasang di Puskesmas. "Pemeriksaan USG penting untuk memastikan plasenta
previa dan berbagai kelainan lain yang tidak memungkinkan bagi ibu hamil untuk
melahirkan normal," kata staf ahli Kementrian Koordinator Kesejahteraan
Rakyat untuk percepatan pencapaian MDGs ini.
Selain penyediaan
alat USG, menurut dr.Prijo Sidipratomo, Sp.Rad, Ketua Ikatan Dokter Indonesia,
hal yang tak kalah penting adalah memperbaiki sistem rujukan di rumah sakit.
"Kematian pada persalinan biasanya terjadi karena keterlambatan
mendeteksi, keterlambatan mengenali tanda, serta keterlambatan mencari
fasilitas kesehatan," katanya.
PENGEN LAPTOP ATAU GADGET MURAH KLIK DISINI
PENGEN COBA BISNIS PULSA GRATIS KLIK DISINI
AYO DAPAT UANG GRATIS KLIK DISINI
0 komentar:
Posting Komentar