Olahraga sangat penting untuk menjaga tubuh tetap bugar. Namun, jika dilakukan
secara berlebihan dan dalam jangka waktu yang lama, kegiatan olah tubuh ini
dapat membahayakan jantung.
Serangan jantung saat berolahraga sudah sering kali terjadi.. Serangan yang berujung kematian ini sudah banyak memakan korban. Niat berolahraga agar sehat justru kontraproduktif, menjadi sakit, bahkan terenggut jiwanya.
Ya, olahraga memang menyehatkan, tetapi
jika dilakukan berlebihan justru akan merusak jantung. Para ahli telah memperingatkan bahwa olahraga ringan dan dilakukan teratur, termasuk jogging, memang dapat
memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh. Namun, hal itu akan berbalik menjadi
membahayakan jika dilakukan secara berlebihan dan terlalu lama. Kesimpulan ini
didapat setelah meninjau beberapa penelitian pada kondisi kesehatan seorang
pelari.
Dalam
editorialnya sebanyak tiga halaman dalam jurnal Heart, ahli jantung dari Amerika Serikat, James O’Keefe dan Carl Lavie
menyatakan, baik pelari maupun Anda yang ingin berolahraga lebih keras harus
membatasi diri hanya melakukannya selama 30 sampai 50 menit dalam sehari. Lari
maraton misalnya, sebaiknya dilakukan sesekali atau sekali dalam seumur hidup,
bukan tantangan sehari-hari. Mereka memperingatkan, berolahraga intens selama lebih dari satu atau dua jam dapat merusak jantung, terutama menyebabkan
jaringannya meregang, robek,dan luka sehingga meningkatkan kemungkinan
perubahan dalam irama jantung.
Dua studi
baru yang dipresentasikan di sebuah konferensi medis besar mendukung pernyataan
bahwa olahraga, seperti banyak hal lain dalam hidup, paling baik dilakukan
secara moderat atau sedang-sedang saja. Penelitian pertama, ditulis oleh salah
satu penulis editorial dalam jurnal tersebut, yang melakukan pelacakan
kesehatan pada lebih dari 50.000 orang selama 30 tahun.
Diketahui,
sebanyak 14.000 orang pelari dalam penelitian ini, sekitar 19% di antaranya
lebih kecil kemungkinannya untuk lebih cepat meninggal dibandingkan partisipan
yang lain selama waktu studi. Ketika dianalisis lebih mendalam, studi ini
menunjukkan jika manfaat panjang umur akan terbatas pada mereka yang berlari
antara lima sampai 20 mil per minggu saja. Sebaliknya, mereka yang berlari
lebih jauh dari itu, tampaknya tidak akan berdampak lebih baik daripada mereka
yang bukan pelari.
Penelitian
yang sama juga menunjukkan bahwa berlari dengan kecepatan tinggi hanya
memberikan keuntungan yang sedikit, dibandingkan mereka yang menjalankan ”jogging nyaman” dengan kecepatan 6-7 mph.
Hasil lainnya juga mengungkapkan, berlari selama 2-5 hari dalam seminggu lebih
baik ketimbang dilakukan setiap hari. Studi kedua, yang dilakukan terhadap
20.000 orang Denmark, menemukan bahwa jogging dengan intensitas lambat akan
menambahkan angka harapan hidup bagi yang melakukannya.
O’Keefe,
yang berasal dari Saint Luke’s Mid America Heart Institute di Kansas City, dan
Lavie, dari John Ochsner Heart and Vascular Institute di New Orleans,
menyimpulkan, efek yang unik dan berdampak baik bagi tubuh diberikan oleh
aktivitas fisik yang dilakukan secara moderat.
”Jika
tujuan seseorang adalah untuk bersaing di kejuaraan maraton atau triathlon di
Olimpiade Rio 2016, tentu akan membutuhkan latihan dengan intensitas tinggi
selama berjam-jam dalam sehari. Namun, bagi mereka yang tujuannya hanya untuk
membuat hidup lebih sehat dan panjang umur sambil menonton Olimpiade 2052 dari
stadion, maka olahraga dengan intensitas lebih rendah akan lebih ideal,” kata
keduanya seperti dikutip laman Dailymail.
Ahli jantung dari Siloam Hospitals Lippo
Village,Dr Antonia Anna Lukito SpJP FIHA FAPSIC FSCAI menuturkan,kegiatan olahraga memang sebaiknya dilakukan
dengan intensitas sedang dan frekuensinya teratur. Idealnya,olahraga dilakukan
selama 3-5 kali dalam seminggu dengan durasi cukup 30-40 menit saja.
Saat
mengolah tubuh, lanjut dia, badan akan mengeluarkan senyawa antioksidan yang
berfungsi untuk ”menjinakkan” radikal bebas sehingga terhindar dari sejumlah
penyakit. Apabila olahraga dilakukan
secara mendadak dan dilakukan sekaligus dalam jangka waktu yang lama, yang
keluar justru oksidan yang dapat memicu kerusakan jaringan, salah satunya
otot-otot jantung.
”Oksidan
juga dapat menyebabkan kolesterol menjadi ganas dan meningkat dalam tubuh,”
katanya.
DAFTAR AGEN TOUR DAN TRAVEL TERMURAH SEINDONESIA KLIK DISINI
PENGEN LAPTOP ATAU GADGET MURAH KLIK DISINI
PENGEN COBA BISNIS PULSA GRATIS KLIK DISINI
AYO DAPAT UANG GRATIS KLIK DISINI
0 komentar:
Posting Komentar