Kontroversi rokok elektronik memang masih dirasakan hingga
hari ini. Sebagian mengatakan bahwa rokok elektronik lebih aman tetapi sebagian
bilang bahwa efeknya sama saja. Tujuan dari rokok elektronik memang agar orang
berhenti dalam menghisap tembakau. Rokok elektronik yang menggunakan baterai
ini akan mengalirkan nikotin cair kedalam tubuh yang menghisapnya. Hingga kini
eneliti pun belum dapat memperkirakan efek jangka panjang penggunaan rokok
elekronik ini.
Menurut survey yang dilakukan kepada para pengguna rokok
elektronik ternyata rokok elektronik memiliki dampak kecanduan yang lebih kecil
daripada rokok tembakau. Para perokok elektronik tidak merasa terlalu impulsive
atau uring-uringan ketika lama tidak merokok. Contohnya saja biasa di pagi hari
para perokok elektronik lebih bisa menahan diri untuk tidak merokok.
Menurut foulds yang melakukan penelitian terhadap hal ini,
ada beberapa alasan yang menyebabkan kenapa perokok elektronik ini tidak
terlalu kecanduan. Pertama adalah efek nikotin tidak segera dirasakan otak saat
menghisap rokok elektronik. Selain itu kadar nikotin rokok elekronik lebih
kecil daripada rokok tembakau.
Selain itu, jika perokok tembakau mesti merokok ke area
merokok yang agak jauh sehingga biasanya akan menghabiskan sebatang rokok baru
kembali ke ruangan. Berbeda dengan perokok elektronik yang bisa dilakukan di
ruangan, kebanyakan orang akan menghisap beberapa kali lalu melanjutkan
pekerjaan dan beberapa menit kemudian menghisap satu atau dua kali lagi.
Meski rokok elektronik lebih sedikit mengandung zat penyebab
kanker dan zat beracun lainnya disbanding rokok tembakau, namun efek jangka
panjang dari rokok ini tetap tidak bisa disepelekan. Tentunya pilihan untuk
berhenti merokok jauh lebih baik.
Sumber Kompas
0 komentar:
Posting Komentar